Cara Membuat Pupuk Cocopeat

Cocopeat umum digunakan dalam bidang pertanian dan hortikultura serta absorben pada industri. Dalam bidang pertanian dan hortikultura, cocopeat dimanfaatkan sebagai media tanam budidaya termasuk media tanam hidroponik sebagai pengganti media tanah. Sayangnya, kandungan nutrien di dalam cocopeat rendah, sehingga perlu ditambahkan komponen lain sebagai media tanam pengganti tanah. Penambahan kompos atau pupuk organik lain serta sekam akan menjadi alternatif campuran media tanam yang baik. Cocopeat alami mempunyai kadar pH pada kisaran 5,8-6 yang berarti sedikit asam. Namun, pada beberapa tanaman budidaya yang populer, kisaran pH ini merupakan kisaran pH optimal mereka untuk tumbuh dengan baik (kebutuhan pH tanaman umumnya 5,5-6,5).

Cara Membuat Pupuk Cocopeat

Jika kamu berencana membuat cocopeat sendiri di rumah, maka ada beberapa hal yang harus dipraktikkan dengan benar.

1. Basahi sabut kelapa

Setelah mendapatkan sabut kelapa yang cukup untuk media tanam, kamu perlu menyiramkannya dengan air untuk membasahinya. Sabut kelapa yang dibasahi nantinya berguna agar tidak terlalu keras saat dipotong-potong.

2. Potong-potong sabut kelapa hingga kecil

Setelah dibasahi, sabut kelapa perlu kamu potong-potong sampai benar-benar kecil menggunakan golok dan sejenisnya.

3. Jemur potongan sabut kelapa

Apabila sabut kelapa yang basah sudah dipotong kecil-kecil, maka jemur di bawah sinar matahari selama beberapa jam. Penjemuran berguna agar sabut kelapa yang telah dipotong kecil-kecil lebih mudah untuk dihaluskan. Setelah sabut kelapa yang dijemur menjadi kering, maka proses selanjutnya adalah menghaluskannya.

4. Haluskan potongan sabut kelapa

Untuk menghaluskan sabut kelapa, hal ini bisa dilakukan dengan dua cara, yakni ditumbuk atau menggunakan blender sampai halus. Juga bisa mengunakan mesin pres cocopeat mesin press serbuk sabut kelapa agar lebih mudah dan cepat.

5. Saring sabut kelapa

Ayak atau saring sabut kelapa yang sudah dihaluskan agar lebih halus lagi. Setelah selesai, masukkan sabut kelapa yang telah disaring ke dalam wadah atau toples bekas. Sisa ayakan atau sabut yang masih kasar bisa dihaluskan lagi dengan blender atau dibuat Mikroorganisme Lokal (MOL) sabut kelapa. Sabut kelapa ini mengandung banyak unsur K, yakni kalium yang bisa membantu untuk proses pembuahan tanaman. Cocopeat bisa digunakan untuk penyemaian beberapa jenis tanaman sayuran dan buah-buahan.

6. Campurkan sabut kelapa halus dengan MOL

Sabut kelapa atau cocopeat yang sudah halus perlu direndam dengan air campuran MOL selama 1 hari. MOL yang digunakan adalah campuran 1 liter air, 50 cc (50 ml) urine kelinci, dan 100 cc (100 ml) air cucian beras. Aduk-aduk semua bahan agar bisa tercampur merata, kemudian tutup dan simpan di tempat teduh selama 1 hari. Metode perendaman sabut kelapa atau cocopeat dengan MOL ini bertujuan agar nutrisi dalam media tanam bertambah lengkap, dan tentunya hasil dari penyemaian akan lebih bagus.

7. Saring kembali

Setelah didiamkan selama 1 hari, saring sabut kelapa atau cocopeat menggunakan saringan untuk mengurangi air rendaman. Sabut kelapa alias cocopeat yang sudah ditiriskan bisa kamu gunakan untuk media tanam maupun penyemaian.

Penggunaan Cocopeat Hidroponik

Cocopeat berfungsi sebagai penahan air yang baik. Bahan ini mampu kembali basah dengan cepat jika ditambah air meskipun telah mengalami kekeringan. Cocopeat mampu menahan udara (oksigen) kurang lebih 1000 kali daripada media tanah. Kemampuan cocopeat ini sangat bagus bagi metode hidroponik yang menggunakan air sebagai media tanam utama.

Sifat cocopeat yang hidrofilik (suka air), membuat bahan ini memiliki daya serap 8-9 kali beratnya dan mampu menahan air sekitar 73% dari air yang diberikan. Lebih baik dari kemampuan media sphagnum yang hanya sanggup menahan 41% air. Cocopeat juga mampu mengikat dan menyimpan oksigen di udara hingga 50%, lebih baik daripada tanah yang hanya 2-3%. Namun, hindari pemberian air berlebih karena jika cocopeat terlalu lembab dapat menyebabkan busuk akar.

Campuran cocopeat dengan pasir atau sekam sangat disarankan (karena daya ikat keduanya (sekam dan pasir) tidak terlalu tinggi). Pemberian air juga sebaiknya dilakukan secara sedikit demi sedikit tapi terus menerus denga cara irigasi tetes atau pengabutan (hidroponik dengan metode drip dan metode aeroponik). Pada proses pemupukan, penggunaan pupuk slow release seperti dekastar sangat dianjurkan jika ingin menggunakan cocopeat sebagai media budidaya.